Nama : Herdian
Ichsan
Kelas : 3KA26
NPM : 13112416
Tahun Ajaran :
2014/2015
Judul : Bahasa
sebagai alat control social, Ragam dan laras bahasa & Contoh bahasa daerah
Bahasa Sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai
alat control social, bahasa sangat efektif. Kontrol social ini dapat
dirterapkan pada diri sendiri atau masyarakat. Berbagai penerangan, informasi,
maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
intruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat control
social.
Ceramah
agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat control
social. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau merupakan alat control social. Kita
juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang di televise atau
radio. Iklan layanan Masyarakat atau layanan social merupakan salah satu wujud
penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat
kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa
marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan
rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk
tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang
dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
Semua itu merupakan kegiatan
berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru,
sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk
menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Demikanlah fungsi-fungsi bahasa dalam kehidupan kita.
Marilah kita menggunakan bahasa sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing dan
semoga kita dapat memaksimalkan fungsi-fungsi bahasa tersebut untuk membuat
hidup kita lebih baik.(*)
A. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah
variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
Ragam bahasa yang oleh
penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang
biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis,
perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi
(seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
B. Macam-Macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan
media, cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
1. Ragam bahasa berdasarkan
media
a. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan
didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan
unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam
baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.Bahasa
serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu
masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
- Memerlukan orang
kedua/teman bicara.
- Tergantung kondisi,
ruang, dan waktu.
- Tidak harus
memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
- Berlangsung cepat
b. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam
bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh
karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan
dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur
kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
- Tidak memerlukan orang
kedua/teman bicara;
- Tidak tergantung
kondisi, situasi & ruang serta waktu;
- Harus memperhatikan
unsur gramatikal;
Contohnya: “Saya sudah
membaca buku itu”.
2. Ragam bahasa berdasarkan
cara pandang penutur
a. ragam dialek
b. ragam terpelajar
c. ragam resmi
d. ragam tak resmi.
Contoh:
Ragam
dialek :
“Gue udah baca itu buku ”
Ragam
terpelajar : “Saya sudah
membaca buku itu”
Ragam
resmi :
“Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak
resmi : “Saya sudah baca
buku itu”
3. Ragam bahasa berdasarkan
topik pembicaraan
a. ragam bahasa ilmiah
b. ragam hukum
c. ragam bisnis
d. ragam agama
C. Pengertian Laras Bahasa
Pada saat digunakan
sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi
pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan
pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah
populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas
laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.
Setiap laras memiliki
cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan
secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau
nonstandar.
D. Macam-Macam Laras Bahasa
Macam-macam laras bahasa antara lain sebagai berikut :
1. Laras ilmiah
2. Laras sastra (puisi,
cerpen, novel, dll.)
3. Laras jurnalistik
(berita, editorial, iklan, dll.)
4. Laras hukum
5. Laras kedokteran
Laras bahasa dapat
digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu laras biasa dan laras khusus.
Laras biasa ialah laras
khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seperti bidang hiburan,
pengetahuan, peneranagn, dan maklumat.
Laras khusus merujuk
kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam
bidang tertentu dan pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku).
Pembeda utama yang
membedakan antara laras biasa dengan laras khsus ialah: kosa kata, tata bahasa,
dan gaya.
1. Laras Bahasa Biasa,
Laras biasa ialah laras khusus yang
digunakan untuk masyarakat umum seeprti bidang hiburan, pengetahuan,
peneranagn, dan maklumat. Kalimatnya sederhana, ringkas, dan padat. Contoh :
Dilarang menginjak rumput.
2. Laras Bahasa Khusus
a. Laras Bahasa Perniagaan
Tujuannya untuk mempengaruhi
atau membentuk tanggapan tertentu, atau mengubah sikap dan melakukan tindakan.
b. Laras Akademik
Meliputi berbagai bidang
seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak
dalam ruang lingkup pendidikan.
c. Laras Bahasa Media
Berita sebagai wacana
memiliki struktur teks yang tersendiri, lain dari struktur teks fiksi, dan lain
pula dari struktur teks esai dan karya ilmiah.
d. Laras Bahasa Satra
Memperlihatkan gaya bahasa yang
menarik dan kreatif. Bahasanya dapat dalam bentuk naratif, deskriptif,
preskriptif, dramatis dan puitis.
e. Laras Bahasa Agama
Berisi istilah agama
dari bahasa Arab. Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab.
Disisipkan dengan kutipan dari al-Quran dan hadis
3 Bahasa Daerah yang Ada di Indonesia
1.BAHASA
BETAWI
Bahasa Betawi atau Melayu
Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew) adalah sebuah bahasa yang merupakan anak bahasa dariMelayu. Mereka yang menggunakan bahasa ini
dinamakan orang Betawi. Bahasa ini hampir seusia dengan nama
daerah tempat bahasa ini dikembangkan, yaitu Jakarta.
Bahasa Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada bahasa
Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsurbahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutamabahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh
kalangan masyarakat menengah ke bawah pada masa-masa awal perkembangan Jakarta.
Komunitas budak serta pedagang yang paling sering menggunakannya. Karena
berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini
yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik
penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta
peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /É›/ pada beberapa dialek
lokal.Contoh bahasa betawi
Bahasa Betawi Bahasa Indonesia
·
Siape Siapa
·
Ape Apa
·
Gue Saya
·
Elo Kamu
2.BAHASA MIINANGKABAU
Bahasa Minangkabau atau Baso
Minang adalah salah satu bahasa dari rumpun
bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatera Barat (kecuali kepulauan
Mentawai), pantai
barat Aceh dan Sumatera Utara, bagian barat provinsi Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia.[2] Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai
bahasa Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban.Sempat terdapat pertentangan mengenai
hubungan Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu. Sebagian pakar bahasa menganggap
Bahasa Minangkabau sebagai salah satu dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tutur di dalamnya.
Sementara yang lain justru beranggapan bahwa bahasa ini merupakan bahasa
mandiri yang berbeda dengan Bahasa Melayu.[3][4]
Kerancuan ini disebabkan karena Bahasa
Melayu dianggap satu bahasa. Kebanyakan pakar kini menganggap Bahasa Melayu
bukan satu bahasa, tetapi merupakan satu kelompok bahasa dalam rumpun
bahasa Melayik.
Dimana Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang ada dalam kelompok Bahasa Melayu tersebut. Bahasa Minang masih
digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau, baik yang berdomisili di Sumatera
maupun di perantauan. Namun untuk masyarakat Minangkabau yang lahir di
perantauan, sebagian besar mereka telah menggunakan Bahasa Indonesia atau
Bahasa Melayu dalam percakapan sehari-hari.Contoh bahasa Minangkabau :
Bahasa Minangkabau:
|
Sadang kayu di rimbo tak samo tinggi, kok kunun manusia (peribahasa)
|
Bahasa Indonesia:
|
Sedangkan pohon di hutan tidak sama tinggi, apa lagi
manusia
|
Bahasa Minangkabau:
|
Co a koncek baranang co itu inyo (peribahasa)
|
Bahasa Indonesia:
|
Bagaimana katak berenang, seperti itulah dia.
|
Bahasa Minangkabau:
|
Indak buliah mambuang sarok di siko!
|
Bahasa Indonesia:
|
Tidak boleh membuang sampah di sini!
|
3.BAHASA BALI
Bahasa
Bali adalah sebuah bahasa
Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik
dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian
barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa. Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki
tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan
Bali Kasar. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam
pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta
rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat
masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar
dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara
bangsawan dengan abdi dalemnya, Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di
sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama
dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain
itu bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi, juga menyerap banyak
kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang
berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh
kurang lebih 4 juta jiwa.Contoh bahasa bali :
·
matur suksma =
terimakasih
·
rahajeng semeng =
selamat pagi
·
siapa
nama kamu= sira wastana idane
Ref : Wahyu R.N , Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar